Rabu, 02 September 2009

Pada Selembar Rindu Yang Sekarat

Rindu masih saja membentang luas.
Meski terhempas karat oleh terpaan takdir.
Dan hati mulai merintih lara dalam kegalauan.
Masihkah kau bisa menyimak siksaku?

Sementara angin yang berhembus,
menautkan beku, hadapi kematian panjang.
Duh... Haruskah ku mati?
Agar terhempas seluruh rindu yang ada.

Heningpun membahana.
Pada puncak gelap, aku berteriak lirih.
Menyebut betapa galau hati merebut cintamu.

Gila! Dalam sekarat, masih saja mudah berteriak!
Kenapa tidak kau matikan saja rasaku!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar