Selasa, 27 Oktober 2009

Bahasa Rindu

Bilur rindu menggayut indah
Aku terbius oleh senyummu
Menantimu adalah kenikmatan
Bertabur siksa meraih hasrat jiwa
Akankah kembali menyatu?
Nun jauh disana kau hanya diam
Gemuruhpun mulai mereda...

Saat Merindu

Saat merindu
Ombakpun menautkan rasa diantara resah
Fatamorgana mengguncang nyata
Antara cinta dan rindu
Nuansa siksa mencabik hati
Dan aku terdiam di sudut pantai
Indahmu masih terekam nyata di hati..

Tentang Kita

Masih teraba dalam anganku
Ketika kita berlabuh menyusuri lorong waktu
Dan kita hanya bisa menciptakan nafsu
Demi mengurai satu dendam tak bertepi.

Lalu kita ciptakan angkara
Pada batas kemunafikan hati
Seolah berlindung pada suci sang cinta
Tak terpercik irama cinta sedikitpun.

Harusnya kita memang malu pada waktu
Dimana detaknya menerbitkan kisah
Dimana kita hanya bisa mencibir
Lalu kemana hati nurani itu ada?

Sudah cukupkah dendam kita?
Atau perlu kembali menyusun cara?
Gila! Itu sama saja sia-sia!
Bahkan ku anggap sebuah kemunduran.

Ada baiknya kita bercermin pada waktu
Agar kita memahami nurani sendiri
Namun yang kita dapat
Hanya mengurai kebencian!

Senin, 26 Oktober 2009

Ketika Cinta Merepih

Malam mencekam dalam pekat
Hati mengguncang dalam rindu
Ketika akhirnya cinta merepih
Aku coba mengais pekat
Lewat rindu tak bertepi

Sekian lama merentangkan jarak
Mencoba bertahan dalam setia
Namun hampamu
Mencabik setiaku!

Aku terdiam dalam serpihan hati
Mencoba merajut, adalah sia sia
Sehingga kuputuskan
Menutup lembaran cintamu.

Semoga cinta kita menjadi pelajaran
Agar tak lagi ada luka & siksa
Kini... Cintakupun merepih..

Butir Kerinduan

Dan malampun tiba
Dan rindupun hadir
Dan resahpun datang..

Pada Batas malam yang sunyi
Pada batas rindu yang menyiksa
Pada batas resah yang merebak

Duuuh...
Andai kau tahu
Andai kau hadir
Andai kau memahami..

Namun masih saja tak ku lihat dirimu
Akupun bergumul sendiri
Menguak atas asa dan siksa!

Kamis, 03 September 2009

Ungkapan..

Kusadari..
Bahwa kata-kata berasal dari dasar perasaan jiwa.
Yang terguncang , laksana daun kering diterpa angin.
Melayang tak mendasar, entah ke arah mana..

Kusadari juga,
Sama halnya dengan kata-kata,
Bahwa cinta berasal dari dasar perasaan jiwa.
Yang tertepis birahi, laksana daun kelapa meliuk diterpa angin.
Menggairahkan tanpa terkendali, menjurus pada kenikmatan.

Lalu kusadari..
Makna kata mungkin tak berujung
Namun makna cinta selalu berujung
Pada perpisahan atau kematian..

Maka kulibatkan kata-kata
Ketimbang cinta..

Rabu, 02 September 2009

Bintangku..




Bintangku..
Aku mencarimu dalam gelap malam.
Tak bisakah sesaat saja kau hadir?
Tak bisakah kerlipmu menenangkan hati?


Bintangku..
Rembulan nampak kelabu menyusuri malam.

Tak seceria biasa, menyambut gelap.
Seolah pembiasan adalah hal wajar,
Saat sang bintang tiada mengerlip.

Duhai bintangku..
Bila sudah waktunya kau pergi,
Maka beri kepastian bagi rembulan.
Sebab rembulan tetap pada tempatnya
Dan tak mungkin menggapai mentari..

Satu Kenangan Dalam Gelap

Malam mulai meluruh.
Angin mulai menggelinding.
Antara tatapan, kita saling mengulum senyum.
Antara desahan, kita saling menjamah waktu.
Dan kita bergelayut lembut penuh gairah..

Tak ada kata, tak ada janji.
Meski mata tetap mengharap penuh resah.
Kita hanya terjerumus ilusi, juga dendam.
Semua terkikis hanya dalam semalam.

Saksi kita cuma kesunyian.
Saksi kita cuma birahi.
Saksi kita cuma hati
Saksi kita cuma... Tuhan..

Pada Selembar Rindu Yang Sekarat

Rindu masih saja membentang luas.
Meski terhempas karat oleh terpaan takdir.
Dan hati mulai merintih lara dalam kegalauan.
Masihkah kau bisa menyimak siksaku?

Sementara angin yang berhembus,
menautkan beku, hadapi kematian panjang.
Duh... Haruskah ku mati?
Agar terhempas seluruh rindu yang ada.

Heningpun membahana.
Pada puncak gelap, aku berteriak lirih.
Menyebut betapa galau hati merebut cintamu.

Gila! Dalam sekarat, masih saja mudah berteriak!
Kenapa tidak kau matikan saja rasaku!!

Senin, 24 Agustus 2009

Galau Sang Rembulan

Seandainya waktu bertaut,
hati rembulan kan mencercahkan sinar
lewat gelap & dingin malam.

Rembulan tak pernah sembunyi,
hanya keberadaannya tepat di malam hari,
hingga gelap lebih akrab menemaninya.

Dan bila desah serta bahagia telah menyatu,

bertautlah rembulan serta bintang,
meski tanpa penyatuan.

Semoga, keberadaan rembulan & bintang,
Tak lekang oleh waktu..
Semoga..

Minggu, 23 Agustus 2009

Selasa, 11 Agustus 2009

Malam & Rindu

Malam adalah rindu bagi para kekasih.
Dimana Rembulan, menerpa sebagian bayang wajah kekasih.
Dimana bintang, menerpa sebagian bayang mata kekasih.
Dimana gelap, melabuhkan dua hati yang sarat akan rindu..

Rindu adalah malam bagi para kekasih.
Seiring gelap yang jatuh meluruhi alam sekitar.
Terbius cinta antara siksa dan rasa lewat bias rindu.
Akankah teriring waktu tuk menghadirkan pujaan?
Agar lepaskan siksa menumpas kerinduan terpendam.

Dan malampun meresah bagi para kekasih.
Padahal kekasih hanya ingin bersua.
Dan menggamit jemari pujaan, untuk bersama labuhkan hati.
Lewat senandung rindu di malam hari..